Rabu, 09 Januari 2013

PROSPEK BLACKBERRY








PEMBAHASAN
sejarah blackberry
BlackBerry adalah perangkat selular yang memiliki kemampuan layanan push e-mail, telepon, sms, menjelajah internet, messenger (Blackberry Messenger/BBM), dan berbagai kemampuan nirkabel lainnya. Penggunaan gadget canggih ini begitu fenomenal belakangan ini, sampai menjadi suatu kebutuhan untuk fashion. BlackBerry pertama kali diperkenalkan pada tahun 1999 oleh perusahaan Kanada, Research In Motion (RIM). Kemampuannya menyampaikan informasi melalui jaringan data nirkabel dari layanan perusahaan telepon genggam hingga mengejutkan dunia.

Sejarah Blackberry di Indonesia

BlackBerry pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada pertengahan Desember 2004 oleh operator Indosat dan perusahaan Starhub. Perusahaan Starhub merupakan pengejewantahan dari RIM yang merupakan rekan utama BlackBerry. Pasar BlackBerry kemudian diramaikan oleh dua operator besar lainnya di tanah air yakni Excelcom dan Telkomsel.
Akibat tuntutan pemerintah Indonesia, Blackberry akhirnya membuka kantor perwakilan di Indonesia pada November 2010.

Produk unggulan BlackBerry

Produk yang menjadi andalan utama dan membuat BlackBerry digemari di pasar adalah fitur email cepat (push e-mail). Produk ini mendapat sebutan email cepat karena seluruh email baru, daftar kontak, dan informasi jadwal (calendar) "ditampilkan" langsung ke dalam BlackBerry secara otomatis.

Seperti yang telah disebutkan di atas mengenai keunggulan dari BlackBerry, yaitu push e-mail. Dengan push e-mail semua e-mail masuk dapat diteruskan langsung ke ponsel. E-mail juga sudah mengalami proses kompresi dan scan di server BlackBerry sehingga aman dari virus. Lampiran file berupa dokumen Microsoft Office dan PDF dapat dibuka dengan mudah. Sebuah e-mail berukuran 1 MB, jika diterima melalui push e-mail dapat menjadi 10 kb dengan isi yang tetap. (RBA4762)

Pengguna tidak perlu mengakses Internet terlebih dulu dan membuka satu persatu e-mail yang masuk, atau pemeriksaan e-mail baru. Hal ini dimungkinkan karena pengguna akan terhubung secara terus-menerus dengan dunia maya melalui jaringan telepon seluler yang tersedia. Alat penyimpanan juga memungkinkan para pengguna untuk mengakses data yang sampai ketika berada di luar layanan jangkauan nirkabel. Begitu pengguna terhubung lagi, BlackBerry Enterprise Server akan menyampaikan data terbaru yang masuk.

Kelebihan lainnya adalah kemampuan BlackBerry yang dapat menampung e-mail hingga puluhan ribu tanpa ada risiko hang, asalkan masih ada memori tersisa.

BlackBerry juga bisa digunakan untuk chatting. Mirip dengan Yahoo Messenger yang bernama BlackBerry Messenger (BBM) yang berjalan melalui jaringan BlackBerry dengan memasukan nomor identitas unik dari setiap ponsel BlackBerry (PIN).

Semua layanan BlackBerry ini dikenal sangat aman baik e-mail, chatting, maupun browsing. Untuk browsing Internet, data-data dari website sudah dikompresi sehingga lebih cepat dibuka.

Fasilitas lain yang menjadi andalan BlackBerry adalah pesan instan. Yahoo Messenger, Google Talk dan Skype kini telah menjadi rekanan dengan BlackBerry. Teknologi terkini memang memungkinkan kita untuk "mengobrol" (chatting) di Internet melalui telepon genggam dan Personal Digital Assistant (PDA). Tetapi yang berbeda pada BlackBerry adalah proses instalasi lengkap yang bisa dilakukan nya melalui jaringan nirkabel.


Melihat fenomena BlackBerry yang digemari masyarakat karena keunggulan fasilitas komunikasinya, membuat banyak perusahaan IT berkembang dan berlomba-lomba menciptakan aplikasi yang paling mutakhir untuk pengguna BlackBerry. Salah satu diantaranya adalah aplikasi Intar.

Keunggulan lain juga hadir melalui teknologi kompresi yang menyebabkan biaya akses menjadi murah dan pemberitahuan jawaban pesan melalui tanda getar pada BlackBerry.

Penggunaan BlackBerry semakin meluas dengan hadirnya fasilitas koneksi BlackBerry (BlackBerry Connect). Dengan BlackBerry Connect, pengguna tidak lagi harus menggunakan perangkat genggam BlackBerry untuk memanfaatkan BlackBerry Internet Solution. Pengguna hanya perlu menginstalasi BlackBerry Connect pada smartphone merek apapun yang dimiliki, kita bisa memanfaatkan BlackBerry Internet Solution.

Sistem Operasi

RIM menyediakan sistem operasi multi-tugas (multi-tasking operating system - OS) bagi BlackBerry yang memungkinkan penggunaan secara intens dari sebuah alat. OS menyediakan dukungan bagi MIDP 1.0 dan WAP 1.2. Versi sebelumnya memungkinkan sinkronisasi nirkabel melalui e-mail dan kalendar Microsoft Exchange Server, dan juga e-mail Lotus Domino. Sementara OS 4 yang terbaru merupakan pelengkap dari MIDP 2.0, dan memungkinkan aktivasi nirkabel lengkap dan sinkronisasi dengan e-mail, kalender, dan lain-lain.



Perkembangan blackberry d.masa depan

Kompetisi Layar Sentuh
Salah satu faktor pemicu sepinya penjualan BlackBerry adalah keberhasilan iPhone, smartphone besutan Apple yang pertamakali muncul pada tahun 2007.
Setahun kemudian, RIM sempat berupaya menghadirkan kompetitornya dalam bentuk BlackBerry Storm. Sayang, produk itu tidak begitu sukses.
Mereka kemudian kembali ke khitah, yakni BlackBerry berkeyboard Qwerty. Dalam berbagai kesempatan, kedua mantan CEO RIM itu menyatakan bahwa fokus mereka pada smartphone Qwerty merupakan faktor pembeda BlackBerry dengan kompetitor.
Tetapi hal tersebut tak berarti mereka tidak berusaha untuk hadir di segmen smartphone yang tengah naik daun itu. Sejumlah upaya lain untuk menghadirkan perangkat layar sentuh juga telah dilakukan.  Namun, lagi-lagi mereka tak berhasil meraih perhatian pasar secara signifikan.
Terus menurus digerus oleh Apple di Amerika Serikat, RIM memutuskan untuk fokus ke pasar internasional.  Dalam sebuah interview, Jim Balsillie, menyebutkan, RIM memang menghadapi dilema. “Pasar Amerika Serikat terus fokus ke smartphone kelas atas. Padahal di pasar internasional, pertumbuhan RIM sangat pesat. Kami tidak bisa fokus ke dua-duanya secara bersamaan,” ucapnya.
Di sinilah mungkin kesalahan duet Mike Lazaridis dan Jim Balsillie. Fokus ke pasar internasional memang sukses mendongkrak profit jangka pendek mereka. Tetapi, pasar Amerika Serikat tetaplah merupakan trend setter bagi pasar seluruh dunia.
Terbukti, pergeseran dari BlackBerry dan ponsel fitur seperti milik Nokia dan produsen ponsel lain ke arah smartphone layar sentuh seperti milik Apple dan Google Android, menyebar pula ke luar AS.
“Jika RIM ingin tumbuh di Amerika Serikat, mereka perlu punya produk yang lebih baik dibanding iPhone atau Android,” kata James Faucette, analis dari Pacific Crest.
Benar saja. Penggunaan smartphone layar sentuh terus meluas. Popularitasnya meningkat, bahkan sampai membuat pengguna yang ada di segmen utama RIM, yakni kalangan bisnis, ingin menggunakan smartphone layar sentuh untuk bekerja.
Ketika kemudian muncul kebutuhan akan perangkat mobile berlayar sentuh lebih lebar, yakni tablet PC, RIM masih tetap kesulitan menghasilkan perangkat layar sentuh yang fenomenal.
Perangkat layar sentuh Apple dan produsen Android, baik smartphone atau tablet PC, semakin diminati,  di pasar internasional sekalipun. BlackBerry PlayBook, yang diandalkan RIM untuk berseteru dengan iPad dan tablet Android, mengalami berbagai kendala sehingga tidak mampu menarik minat pengguna. Tak kunjung mampu memperbaiki kondisi perusahaan, akhirnya kedua CEO RIM itupun mengundurkan diri dari jabatannya.
Indonesia, BlackBerry Nation
Menurunnya minat penggemar BlackBerry di Amerika Serikat ternyata tidak terjadi di semua penjuru Bumi. Di Indonesia misalnya, yang terjadi justru sebaliknya.  BlackBerry tetap menjadi primadona dan terus diburu.
Fenomena berikut yang menjelaskan hal itu. Pagi buta, 25 November 2011, ribuan orang berkumpul di depan Pacific Place. Mal itu belum buka, tapi mereka antusias menunggu Bellagio, seri BlackBerry pertama yang diluncurkan perdana di Indonesia, bukan di negara lain di belahan Bumi. Perburuan BlackBerry terbaru itu pun berakhir ricuh seiring membludaknya peminat yang ingin membeli.
Besarnya pasar Indonesia bagi BlackBerry memang sudah tak diragukan lagi. Satu stasiun televisi Kanada, CBC News, bahkan membuat liputan yang mengungkap betapa berjayanya BlackBerry di Indonesia, hingga Indonesia pun mendapat sebutan: BlackBerry Nation.
RIM menyebutkan, jumlah pelanggan BlackBerry di Indonesia terus bertambah dan diperkirakan akan berlipat. Dari sekitar 5 juta pelanggan mereka saat ini menjadi sekitar 9,7 juta pelanggan di tahun 2015.
Coba bandingkan dengan smartphone besutan Apple yang dijual Telkomsel dan XL, operator penyedia perangkat dan layanan untuk iPhone di Indonesia. Sejak beredar secara resmi sekitar 3 tahun terakhir, penggunanya baru mencapai 250 ribu pelanggan. Angka ini jauh di bawah BlackBerry.
Lembaga riset Canalys menyebutkan, tahun 2009, BlackBerry baru menguasai 9 persen pasar smartphone di Indonesia. Di saat yang sama, RIM masih menguasai 53 persen pasar smartphone di Amerika Serikat.
Tahun berikutnya, saat popularitas iPhone dan Android meningkat, RIM tinggal memiliki 35 persen pasar smartphone di AS. Di Indonesia pasarnya malah naik, menjadi 34 persen dari total seluruh pasar telepon pintar.
Jika di 2011 pangsa pasar RIM di AS merosot tinggal 13 persen, di Indonesia BlackBerry malah menggila. Sebanyak 47 persen smartphone yang beredar di negeri ini merupakan perangkat besutan RIM. 
Mengapa BlackBerry bisa demikian populer di Indonesia? Pew Research Center, lembaga periset opini konsumen global, pada 20 Desember 2011 lalu mengungkapkan hasil studi mereka terhadap pengguna telepon dan Internet di 21 negara di dunia.
Salah satu temuan mereka, texting, atau berkirim pesan, menyebar luas baik di negara maju ataupun berkembang. Berkirim pesan juga menjadi hal yang kerap dilakukan oleh pengguna ponsel di dua negara termiskin yang disurvei, yakni Indonesia dan Kenya.
Khusus di Indonesia, Pew Research Center menyatakan bahwa hingga 55 persen dari 240 juta penduduk Indonesia, telah memiliki ponsel, dan 96 persen pengguna ponsel di negeri ini gemar saling kirim teks. Indonesia juga merupakan negara di mana penduduknya paling aktif menggunakan situs jejaring sosial dan berinteraksi di dunia maya.
Pada saat yang bersamaan,  menurut data World Bank, Indonesia mengalami pertumbuhan penduduk kelas menengah yang cukup tinggi. Negeri ini juga menjadi negara dengan ekonomi terbesar di kawasan Asia Tenggara dan diperkirakan tumbuh 6,5 persen pada tahun 2011 lalu.
Warga kelas menengah ini, yang banyak menggunakan internet dan perangkat telekomunikasi dalam kehidupan sehari-hari mereka, juga gemar berkirim pesan. Dan layanan BlackBerry Messenger yang ditawarkan RIM lewat perangkat mereka, membuat warga kelas menengah di Indonesia sangat terakomodasi kebutuhannya.
Warren Buffett Canada
Hal-hal tersebut mungkin yang menjadi salah satu alasan bagi Prem Watsa, investor ternama di Canada yang dijuluki sebagai “Warren Buffett Canada” untuk justru melipatgandakan kepemilikan sahamnya di RIM dari 11,8 juta saham menjadi 26,85 juta saham.
Watsa, melalui Fairfax Financial Holding Ltd., kini menguasai 5,12 persen saham RIM yang bernilai sekitar US$437 juta, berdasarkan penutupan harga 26 Januari 2012. Watsa juga masuk dalam jajaran direksi RIM
Fairfax menyatakan bahwa pembelian saham RIM merupakan investasi yang sangat menarik karena harga sahamnya jauh di bawah nilai perusahaan dan jumlah pelanggan maupun pendapatan terus menunjukkan peningkatan.
Para analis memperkirakan masuknya Watsa bisa meningkatkan kepercayaan pasar terhadap masa depan BlackBerry pascapengunduran diri duo pendirinya.
“Ini semacam vote of confidence di tengah situasi RIM saat ini. Atau Watsa berpikir ada sesuatu yang dapat digali di perusahaan tersebut,” kata Adnaan Ahmad, analis Berenberg Bank di London, seperti dikutip Bloomberg, 27 Januari 2012.
Dia menambahkan, “Watsa adalah investor yang sangat dihormati. Ia seperti Warren Buffett-nya Canada,  dan harga saham RIM harusnya naik.”
Dan harga saham RIM memang naik sekitar 3,5 persen menjadi US$16,83, pada 27 Januari 2012, pukul 9.35 pagi, waktu New York.
“Langkah Watsa memberikan peningkatan sentimen psikologis yang sangat signifikan terhadap RIM,” kata Ian Nakamoto, Direktur Riset MacDougall MacDougall and MacTier Inc. di Toronto, yang mengelola  berbagai aset, termasuk saham RIM, bernilai sekitar 4 miliar dolar Canada.


Prospek Blackberry di Indonesia
Melihat berita akhir-akhir ini, platform mobile untuk pasar global dikuasai oleh iOS dan Android. Sementara Blackberry pangsa pasarnya terus menurun. Namun demikian di Indonesia lain sendiri ceritanya. Konon produk Blackberry di Indonesia masih diminati, dan memiliki pangsa pasar tersendiri. Fenomena ini bisa dibilang sedikit aneh, karena berlawanan dengan kenyataan yang terjadi secara global.

Sebenarnya apa sih kelebihan Blackberry dibandingkan dengan platform lain, seperti iOS ataupun Android? Secara pribadi, bisa dibilang hampir tidak ada. Sampai saat ini aku masih setia menggunakan Blackberry, dan selama aku menggunakannya, banyak sekali kekurangan-kekurangannya. Beberapa diantaranya adalah:
  • Lelet dan seringkali tidak responsif 
  • Dukungan aplikasi yang sedikit 
  • Paket berlangganannya dirasa cukup mahal dibandingkan dengan berlangganan paket data unlimited - Untuk menggunakan perangkatnya secara optimal, paling nggak mesti berlangganan paket Blackberry - Resolusi layar tidak terlalu besar 
  • Dan lain sebagainya 

Dari sekian banyak fitur Blackberry yang ada, yang aku gunakan sampai saat ini hanyalah: Push Email, BBM, dan Twitter. Hanya 3 itu saja? Yup, benar sekali. Alasanku masih tetap menggunakan Blackberry adalah karena tuntutan pekerjaan. Di lingkungan kerjaku, BBM secara tidak tertulis menjadi alat komunikasi standar untuk berkoordinasi. Terlebih lagi fitur ini digunakan untuk berkomunikasi dalam keluargaku. Nggak lucu kan kalo tiba-tiba leave grup keluarga dengan alasan sudah nggak pakai Blackberry lagi.

Killer App Blackberry menurutku hanyalah aplikasi Blackberry Messenger (BBM). Hanya fitur ini saja yang tidak ada pada platform lain. Fitur seperti Email, Twitter, Facebook, dan fitur-fitur lainnya bisa ditemukan pada platform lain, bahkan user experiencenya jauh lebih baik dibandingkan dengan apa yang ada pada Blackberry.

Lantas mengapa Blackberry masih diminati di pasar lokal? Kurasa fitur BBM itulah alasannya. Di pasaran sana bisa dikatakan banyak aplikasi dengan fitur yang lebih baik daripada BBM, katakanlah Whatsapp yang bisa cross platform. Mengapa BBM bisa menjadi killer App? Jawabannya simple saja: aplikasinya mudah digunakan. Ketika membeli Blackberry, tinggal beli paket, maka otomatis fitur BBM langsung bisa digunakan. Praktis kan? Tidak perlu membuat username, password, dan hal-hal lain yang bikin tambah ribet.

Tidak semua orang Indonesia melek teknologi. Dan kurasa, jika digambarkan dalam sebuah piramida, maka bagian bawah atau populasi paling besar akan didominasi oleh orang-orang yang tidak terlalu melek teknologi. Dengan banyaknya populasi yang masuk kategori tersebut, maka wajar saja jika di Indonesia masih banyak yang berminat untuk menggunakan Blackberry. Untuk orang-orang yang lebih melek kepada teknologi, kurasa mereka akan memilih handset dengan platform lain, seperti Android atau iOS, atau menjadikan Blackberry sebagai handset kedua.

Fitur BBM ini memang sangat cocok dengan karakter orang Indonesia yang memang gemar ngerumpi dan bersosialisasi. Jika dalam suatu komunitas sudah mulai menggunakan Blackberry untuk berkomunikasi, maka lambat laun, anggota komunitas yang tidak menggunakan Blackberry cenderung akan membeli Blackberry juga. Terlebih lagi jika fitur BBM sudah digunakan dalam komunitas keluarga, tekanan untuk menggunakan Blackberry akan semakin besar tentunya.

Melihat kenyataan ini, tampaknya dalam beberapa tahun kedepan, Blackberry masih akan terus digunakan di Indonesia. Menurutku, agak sedikit sulit untuk seorang individu dalam sebuah komunitas pengguna BBM yang sudah ada untuk keluar grup dan berpindah ke platform lain. Kecuali satu komunitas tersebut secara bersama-sama memutuskan untuk tidak menggunakan BBM lagi. Opsi paling mungkin adalah membeli handset dengan platform lain, namun tetap mempertahankan Blackberry sebagai handset kedua. Who knows?
Kelebihan blackberry
Banyak orang tergila-gila dengan perangkat SmartPhone BlackBerry. Entah karena ke populerannya atau karena fasilitas dan fitur yang ada pada BlackBerry. Sebenarnya, tahukah anda apa saja sih kelebihan BlackBerry dibandingkan perangkat SmartPhone dan Telepon seluler lainnya?.
Berikut  beberapa kelebihan perangkat SmartPhone BlackBerry :
  • Dengan BlackBerry anda dapat melakukan chating dengan berbagai macam media seperti Yahoo Messenger, Google Talk (GTalk), Blackberry Messengger (Chat Asli bawaan BlackBerry) secara real time.
  • Chatting dengan rekan or teman yang ada diluar negeri or dimana pun dengan gratis dan realtime dengan BBM.
  • Anda bisa Telpon dan SMS seperti handphone biasa pada umumnya. Namun keunggulannya kemudahan dalam mengetik (QWERTY) yang memudahkan dan mempercepat anda dalam mengetik pesan, chat atau email.
  • Bisa digunakan sebagai GPS  yang akan memandu anda dalam perjalanan. Sehingga anda tidak akan tersesat ketika sedang berkendara.
  • Anda dapat mengirim email dan menerima email sebanyak-banyaknya. Dengan kompresi dua kali (content dan komunikasi) sehingga kita bisa mendapatkan push email real time/web lebih cepat dan menghemat bandwidth.
  • Anda dapat membuka emailpun lebih cepat karena kompresi yang sempurna dari RIM.
  • Anda dapat mengirim dan menerima email semudah mengirim dan menerima sms.
  • Anda dapat melakukan browsing internet kapan saja dan dimana




Kekurangan BlackBerry

Seiring trend BlackBerry yang melanda Indonesia, semakin banyak pula para penggemar gadget yang membeli ponsel cerdas ini, bahkan meski harus diraih dengan menyisihkan uang saku. Ironisnya, seteleh beberapa lama menggunakan alat komunikasi tersebut, semakin banyak pula yang meninggalkannya. Apa gerangan yang membuat para penggemar BlackBerry mulai menurun? Sebagian besar karena ternyata mereka menemukan beberapa kekurangan BlackBerry.

Sebagai ponsel cerdas yang diperuntukkan kalangan kelas menengah atas, BlackBerry pada awalnya memang sangat eksklusif. Dahulu, hampir setiap profesional maupun artis menggunakan ponsel cerdas ini, baik untuk gengsi, prestise, maupun benar-benar memanfaatkan fitur-fitur cerdasnya. Namun saat ini, ketika BlackBerry semakin terjangkau, bahkan ada pihak-pihak yang menawarkan ponsel cerdas ini dengan harga dibawah 1 jutaan versi CDMA, meski originalitasnya dipertanyakan, ponsel cerdas ini nampaknya beranjak menjadi ponsel sejuta umat.

Sebenarnya, apa yang menyebabkan ponsel cerdas ini menurun eksklusivitasnya? Berikut beberapa kekurangan BlackBerry yang umum dibicarakan diantara para pengguna yang sebagian besar hanya mengikuti trend:

BBM tidak gratis
Awalnya, banyak yang mengira layanan BBM di ponsel cerdas BlackBerry itu gratis, tanpa harus berlangganan apapun, dan hanya berdasarkan masa aktif pulsa seperti hp biasa. Setelah pengguna memahami bahwa untuk dapat ber BBM-ria, mereka harus merogoh kocek lagi untuk berlangganan paket internet BB disamping langganan paket komunikasi hariannnya, mereka mulai meninggalkan gadget ini dan beralih ke handphone biasa.

Harga BB Paket Full Service masih mahal
Agar dapat menikmati paket internet unlimited, pengguna BlackBerry di Indonesia harus mengeluarkan biaya lebih daripada paket internet unlimited di handphone berplatform lainnya. Dengan pengeluaran ekstra ini, banyak pengguna instant berpikir ulang untuk tidak melanjutkan berlangganan BBM Full Service.

Trend turun Seiring booming handphone Android, popularitas BlackBerry di Indonesia juga nampaknya mulai terpengaruh. Bahkan menurut kabar, popularitas BlackBerry di negara asalnya, Canada, juga telah menurun.

Model terbatas
Karena diproduksi oleh kalangan terbatas, BlackBerry cenderung terbatas pula dalam hal model. Dalam setiap rilis baru, BlackBerry hanya menyuguhkan satu atau dua model, padahal handphone berplatform lainnya hampir setiap minggu berganti model.

Spek rendah
Umumnya, spesifikasi BlackBerry lebih rendah jika dibandingkan hanphone berplatform lain yang hargaya setingkat. Prosesor, RAM, dan kamera yang disuguhkan cenderung kalah tinggi dengan hp sekelas lainnya.

Tidak bisa dioprek
Sebagai ponsel cerdas dengan platform tertutup, BlackBerry sangat sulit dioprek. Bagi para penggemar gadget, hal ini tentu membatasi kreativitas mereka dalam bereksperimen dan mereka harus puas dengan OS serta fitur-fitur bawaan BlackBerry.

Layanan terbatas
Layanan BlackBerry juga lebih sedikit dibanding kompetitornya, Android, yang memiliki jutaan aplikasi gratis. Kamera untuk video call dan lampu Flash untuk ketajaman hasil kamera utama hampir sulit ditemukan dalam ponsel cerdas ini.

Koneksi internet tidak bisa dibagi
Jika handphone lain dapat dijadikan Wi-Fi hotspot tanpa biaya tambahan, BlackBerry telah diset sistemnya untuk tidak bisa membagi koneksi internetnya dengan paket internet biasa. Untuk memfungsikan gadget ini sebagai modem bersama, pengguna BlackBerry harus berlangganan biaya ektra.

Banyak aplikasi berbayar Sebagai ponsel cerdas yang memiliki istem operasi tertutup, sedikit pengembang yang menawarkan aplikasi gratisan di BlackBerry. Akibatnya, sebagian besar aplikasi BB harus diunduh dengan membayar, alias aplikasi berbayar.

Minim inovasi
Fitur-fitur yang ada pada BackBerry nampaknya cukup lambat dibenahi dibanding Android. Prosesor BalckBerry masih dikisaran 1 GHz kebawah, kamera yang berkutat di sekitar 2 MP, hingga model yang cenderung sama dengan pendahuunya.

Demikian beberapa kekurangan BlackBerry yang saya peroleh baik dari informasi rekan-rekan pengguna maupun pengalaman memiliki ponsel cerdas ini.  Bukan maksud saya mendiskreditkan BlackBerry, namun sebagai penyeimbang agar kita lebih obyektif dalam menilai, sekaligus sebagai masukan agar RIM semakin memanjakan pelangganya di Indonesia dengan upaya penyempurnaan produk andalannya.










Tidak ada komentar:

Posting Komentar